.: Mengobati Rasa Rindu :.


ijinkan aku mengirim kepadamu pesan suara
yang menghubung cerita antara kita
barangkali kita bisa belajar mendengar
lebih lama dari biasanya
...
Senja kemarin sebuah pesan elektronik masuk di gadget saya,
dari seorang adinda kampus ganesha tercinta
dia mengatakan, "teteh, boleh nanya lagi ga.."
saya menjawab, "boleeh :)"
tepat memasuki maghrib pertama Ramadhan
satu chat masuk lagi, dia menyampaikan,
"teteh, gimana caranya mengobati rasa rindu? aku kangen sama ibu aku, aku udah telpon tapi tetep aja masih rindu, sekarang ternyata ibu sedang sakit, aku jadi makin rindu dan kepikiran.."
wah, pertanyaan yang menakjubkan, adinda :)
kado perdana buat teteh di Ramadhan tahun ini
saya memberi jawaban kepadanya,
"bagaimana cara mengobati rasa rindu?
caranya adalah dengan berdoa :)
mendoakan orang yang kita rindukan"
adinda saya menyimak chat yang saya kirim, saya menambahkan,
"doa apa?
doa ikatan hati, rabithah, untuk mengikat hati kita agar terasa kedekatannya, karena memang sebenarnya hati itu dekat saja, satu tempat dalam genggaman tangan Ar Rahman :)
jadi kita doa sama Allah, minta diikatkan hati kita agar terasa tetap dekat walau jauh dalam jarak"
saya melanjutkan,
"lalu doa apa lagi?
doa kebaikan,
kebaikan seperti apa?
Apa saja, kita doakan segala kebaikan, yang kita ingin kebaikan itu tersampai pada orang yang kita sayangi, dalam hal ini ibu kita"
"Kita berdoa juga agar Allah menyampaikan rindu kita sampai pada ibu kita; kita jujur sama Allah kalau kita rindu sama ibu, kita sampaikan sama Allah kondisi kita, semoga Allah berkenan mengganti kesabaran kita dengan sesuatu yang lebih baik dari kesabaran itu sendiri.."
"dan bilang sama Allah, titip ibu kita, jaga ibu kita, karena hanya Allah yang bisa menjaga ibu kita; walaupun suatu hari mungkin kita dekat dalam jarak, belum tentu kita bisa menjaga ibu kita, belum tentu kita bisa menjaga hatinya, menjadi cahaya bagi mata dan hatinya, menyenangkan telinganya saat kita bercerita.."
dan adinda saya menyampaikan,
"iya teh.. makasih..padahal udah mau pulang tapi malah tambah rindu.. in shaa Allah aku bakal sering-sering doain ibu aku lagi.."
saya mengatakan kepadanya,
"Tentu, kerinduan itu akan terus begitu adikku..
kita harus bersyukur kepada Allah, bahwa ujian kerinduan ini masih bisa terbayar dengan menelepon, dengan bertatap muka, dengan melihat di layar elektronik genggaman kita
bagaimana jika jarak perpisahan itu bernama waktu
makanya kita merawat rindu itu dengan doa
agar rindu-rindu itu terus berkembang, menjadi kedekatan kita kepada Allah, menjadi amal kebaikan, menjadi dzikr, yang akan membawa kita terus bersama sampai ke syurganya Allah, in shaa Allah :)"
dan perbincangan kami pun usai,
namun saya masih memendam pesan,
"Taukah engkau adinda, apa ganti atas kesabaran yang kita pupuk waktu demi waktu itu karena rindu bersama orang-orang yang kita sayangi, di tengah lelah-lillah kita disini?
ganti itu serupa salam, 'salaamun 'alaykum bima shabartum'
salam bagi para penghuni syurga :)
sampai bertemu disana ya,
barangkali kita diizinkan Allah bertemu-canda di selasarnya
bi idznillah :)"
----
Sahabat, perbincangan ini pun mengingatkan saya tentang Ramdhan, begitupun rindu Ramadhan ini, bukankah saat ia belum tiba, kita memuja rindu padanya, semoga saat ia hadir di tengah kita kali ini, kita tidak membual cerita, kita tak menyia-nyiakannya, bukankah takdir temu Ramadhan ini juga kita pinta? :)

Komentar